Cerita ini akan
ku awali dari pertama kali aku mengenalmu. Saat itu dalam perdebatan yang seru
dalam Mubes di suatu kampus X yang
menguras banyak tenaga dan emosi, karena ku pikir acara ini tidak terkonsep
dengan baik sehingga tidak mencapai hasil yang di inginkan. Badan terasa sudah
capek dan pikiran juga sudah panas, acara ini di mulai dari pagi dan sampai
malam belum selesai, satu persatu peserta Mubes meninggalkan ruangan, tinggal
orang – orang yang bisa ku sebut berjiwa besar yang mau memikirkan keberlangsungan
Organisasi yang masih tetap setia duduk di kursi panas mengikuti jalannya Mubes. Aku merasa baru melihatmu pertama kali,
padahal aku sudah 2 semester disini, kamu terlihat begitu aktif dan begitu
bijak dalam setiap pendapat yang kamu ajukan. Dan akhirnya atas nama kepedulian
dan jiwa sosialku aku memberanikan diri untuk mencalonkan diri menjadi ketua DPM
wates Periode 2011/2012, dan entah apa
yang membuat teman – teman begitu percaya kepadaku sehingga menyerahkan jabatan
itu di pundakku. Aku merasa senang dan takut bercampur binggung karena ini
merupakan hal baru bagiku. Namun aku yakin aku pasti bisa karena niatku baik
yaitu untuk mengembangkan kampus X. Setelah menjadi ketua yang terpilih aku
binggung harus memulai dari mana organisasiku ini, karena ini merupakan hal
baru bagiku. Dan akhirnya dengan bantuan teman- teman yang mendukung aku saat
pemilihan aku mengundang perwakilan kelas untuk membentuk suatu kepengurusan,
karena organisasi tidak akan berjalan tanpa suatu kepengurusan.
Untuk kedua
kalinya aku bertemu denganmu lagi dalam pertemuan ini, kamu seakan meremahkan
aku dengan undangan yang hanya lewat sms, dalam hati aku berkata “kamu nggak
tahu rasanya jadi aku, aku binggung harus memulai organisasiku ini dari mana,
kamu enek saja bilang begitu”. Aku jengkel dengan mu namun sepertinya kamu
adalah orang yang mau berfikir kritis, dan terlintas di benakku untuk
menjadikan kamu wakil aku dalam kepengurusan. Dan aku tawarkan kepada forum dan
kamu masih mempertimbangkan itu , namun seorang ketua mempunyai hak preogratif
katamu. Aku manfaatkan itu untuk membuatmu mau menerima tawaranku, dan mungkin
ini awal dari kisah kita, kisah cinta dan duka kita berdua. Dan akhirnya aku
tahu siapa kamu, kamu adalah maskur dan aku meminta nomor kamu dan kita saling
bertukar nomor telepon. Akulah yang memulai pertama kali pembicaraan tentang
organisasi, aku merasa kamulah orang yang tepat untuk menjadi patner
organisasiku yang baru ini. Kamu bijak dan terlihat dewasa. Obrolan kita
berlanjut melalui facebook dan kita saling chat, dan dari situ aku tahu bahwa
kamu adalah manusia malam yang suka begadang, dan kamu bilang kalau kamu punya
masalah yaitu insomia, sejak itu kita saling dekat dan ngobrol kesana kemari
tentang organisasi .
Obrolan kita
berlanjut danmasih teringat dalam memori otakku, ketika itu kita ngobrol sampai
malam di ruang sejarah, awalnya ramai – ramai membahas tentang organisasi namun
selanjutnya hanya tinggal kita berdua saja. Dan obrolan tentang organisasi
berlanjut denga obrolan masalah pribadi.
Aku yang memulai untuk bercerita mengenai masalah pribadiku, aku tidak tahu
mengapa aku merasa kamu adalah orang yang tepat untuk aku bercerita tentang
itu, karena selama aku kuliah disini aku tidak mendapati teman yang bisa
mengerti aku dan bisa aku ajak share. Dan pertama kali melihatmu, melihat tatap
matamu aku merasa nyaman denganmu.
Nasehatmu dan kata – kata yang keluar dari mulutmu begitu melekat di
otakku dan membuat aku semakin ingin mengenal kamu lebih jauh lagi. Saat itu
hatiku sedang galau dengan cintaku, ketika dekat denganmu ada rasa yang begitu
besar mengoda dalam nuraniku. Ya.. ternyata aku suka denganmu, tak ingin mati
perasaanku langsung saja aku tanyakan hal itu padamu karena aku juga merasa
kamu merasakan hal yang sama sepeti yang aku rasakan.